Kamis, Mei 15, 2008

Banyuwangi Jadi Kota Pelarian Pupuk Jember
sumber: beritajatim.com

Jember – Kabupaten Banyuwangi menjadi tempat dilarikannya pupuk bersubsidi dari Jember. Kepolisian saat ini secara intensif melakukan operasi khusus untuk mengantisipasi kemungkinan datang dan perginya pupuk ilegal dari Jember.

Operasi khusus ini akan melibatkan sedikitnya 60 personil kepolisian, dan juga mengantisipasi kemungkinan penimbunan bahan bakar minyak. Sejauh ini kepolisian Jember berhasil membongkar penimbunan 30 ton pupuk bersubsidi dan 2,2 ton pupuk yang hendak dilarikan ke Bondowoso.

"Ada beberapa agen yang kucing-kucingan, mencari kesempatan. Dia menjual dan membeli dari petani. Kami khawatir ini semacam lingkaran. Ada yang menyamar jadi petani, beli pupuk, lalu dijual lagi ke agen lain," kata Kapolres Jember Ibnu Istischa, Kamis (15/5/2008).

Saat ini kepolisian terus mengecek di lapangan. Istischa khawatir, pupuk dijual ke kabupaten lain. "Kemarin rencananya ada yang mau dijual ke Banyuwangi. Tapi ada juga pupuk luar masuk sini. Alasannya di sana berlebih. Tapi kan saat ini semua kekurangan pupuk," katanya.

Terakhir, kepolisian sempat menyelidiki kecamatan Puger karena di sana terjadi kelangkaan pupuk. Namun hasilnya masih nihil.

Sementara itu DPRD Jember mengecam lemahnya pengawasan yang dilakukan terhadap distribusi pupuk oleh pemerintah. Rendra Wirawan, anggota Komisi B dari Fraksi Demokrat Amanat Bangsa, menyerukan agar distributor tidak lepas tangan jika terjadi penyimpangan distribusi pupuk.

"Selama ini, jika ada penyimpangan di tingkat kios, distributor terkesan mau cuci tangan. Tidak bisa begitu. Distributor harus ikut bertanggungjawab. Dia tidak hanya mendistribusikan, tapi juga harus melakukan evaluasi dan pemantauan," kata Wirawan.

Wirawan menghendaki ada sanksi tegas dan keras kepada pelaku penimbunan maupun pelarian pupuk ke daerah lain. Bukan hanya kios yang mendapat teguran dari pemerintah, tapi juga distributor yang membawahi kios nakal juga harus dikenai teguran. [wir/ted]

Tidak ada komentar: